PROLOG :
Tak ada yang lebih mengerti warna-warna
kesedihan
Selain angin yang menari di atas makam basah
Angin benar-benar menari
sore itu. Ia menggoyang rambut-rambut tipis di kening semua orang. Selain pria berbaju safari
yang membacakan kalimat demi kalimat pengantar, tidak seorang pun dapat berkata apa-apa. Semua
larut dalam kesedihan yang sama. Dalam sebuah rasa kehilangan
No comments :
Post a Comment