Sambungan dari bagian 02
"Cukup!" suara itu menghentikan hisapanku.
Mbah Purwo mengeluarkan jarinya dari mulutku, lalu memasukkannya ke mulutnya sendiri sambil memejamkan mata. Tubuhnya nampak berkeringat dan licin.
"Masih tidak terlacak, Mbak," desahnya sambil geleng-geleng kepala.
"Kita sekarang harus coba di bagian leher dan dada. Maaf, Mbak..."
Kali ini kulihat Mbah Purwo
No comments :
Post a Comment